Atappelana ini sangat pas jika memakai rangka dari baja ringan, karena desainnya yang simple dan bahan dari baja ringan yang ringan namun kuat tentunya akan membuat atap pelana lebih mudah dalam pemasangannya. Struktur dari model atap pelana ini menggunakan kuda-kuda untuk bertumpunya beban dari si-atap. Dari kuda-kuda ini maka beban akan langsung disalurkan ke titik kolom bangunan. Jadi volume atap pelana= (8×8)/0,819 = 78,144 meter kubik atau dibulatkan menjadi 78 meter kubik. Kebutuhan Kanal C dan Reng. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan rangka atap baja ringan. Kebutuhan kanal C= (volume atap x 4)/panjang baja ringan per batang= (78 x 4)/6= 312/6= 52 batang kanal C baja ringan. Sebelumpemasangan rangka baja ringan, Sobat Builders perlu memperhitungkan rumus kuda-kuda yang tepat. Rangka Atap Baja Ringan. Kuda-kuda merupakan rangka baja ringan yang terdiri dari berbagai macam ukuran. Ukuran baja ringan dimulai dari 0.75 - 1 mm. Kuda-kuda ini akan dipasangkan di atas tumpuan struktural yang telah dibuat. Terimakasihtelah berkunjung ke chanel saya. Jangan lupa menekan tombol like dan subscribenya. Membuat rangka + atap baja ringan model pelana sangat mudah da Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Model atap pelana kerap ditemukan di rumah-rumah Indonesia, karena kedua sisi miring yang dimilikinya menguntungkan, terutama saat hujan turun. Air hujan atau kotoran dedaunan dan lainnya yang tersangkut di atas genting bisa langsung turun ke tanah. Risiko kebocoran pun bisa diminimalisir. Selain itu, karena struktur atapnya tidak rumit, beragam material dapat digunakan, salah satunya baja ringan. Desain atap pelana yang sederhana pun mudah diterapkan, termasuk pada rumah type 36. Sebelum diterapkan pada hunian, sebagian orang biasanya ingin mengetahui prediksi biaya yang dibutuhkan. Terkait hal ini, cara menghitung kebutuhan baja ringan untuk atap pelana rumah type 36 dapat dilakukan seperti berikut. Data Ukuran Bangunan Data berupa panjang dan lebar bangunan digunakan untuk menentukan nilai volume atap. Biasanya, panjang dan lebar rumah type 36 adalah 6 x 6 meter. Kemudian ukuran overstek yang digunakan biasanya adalah 1 meter. Sementara kemiringan atapnya 35 derajat. Rangka Atap Baja Ringan Produk PT Kepuh Kencana Arum Berdasarkan contoh data ukuran rumah type 36 dengan bentuk atap pelana tersebut, maka dapat digunakan rumus Panjang bangunan = panjang rumah + 2 x panjang overstek = 6 + 2 x 1 = 8 meter Lebar bangunan = lebar rumah + 2 x panjang overstek = 6 + 2 x 1 = 8 meter Derajat kemiringan = Cos 35 = 0,819 Volume Atap Penghitungan ini dapat dilakukan setelah data ukuran rumah telah ditentukan menggunakan rumus berikut. Volume = panjang rumah + panjang overstek di kedua sisi x lebar rumah + panjang overstek di kedua sisi / derajat kemiringan atap Maka, volume bentuk atap pelana adalah = 8 x 8/ 0,819 = 78,144 meter kubik atau 78 meter kubik. Baca juga Beda Korosi dan Karat, Jangan Sampai Tertukar Lagi! Kebutuhan Rangka Atap Baja Ringan Model Atap Pelana Aplikasi rangka atap baja ringan bentuk atap pelana menggunakan kanal C dan reng. Cara menghitungnya dapat menggunakan rumus Rumus kebutuhan kanal C = volume atap x 4/panjang baja ringan per batang = 78 x 4 /6 = 312/6 = 52 batang kanal C baja ringan. Rumus kebutuhan reng = Jumlah kanal C x jarak pemasangan reng = 52 x 1,2 = 62,4 atau sekitar 63 batang reng baja ringan. *** Itulah cara menghitung kebutuhan rangka baja ringan untuk model atap pelana type rumah 36 secara mandiri. Penghitungan itu untuk memprediksi berapa biaya yang perlu dipersiapkan. Sementara jika ingin lebih akurat, memakai jasa kontraktor dan aplikator profesional bisa dilakukan. Selain penghitungan yang tepat, agar rangka atap rumah kokoh, awet, dan tak mudah roboh, pastikan untuk selalu memilih baja ringan yang kualitasnya terjamin. Seperti produk PT Kepuh Kencana Arum yang selalu menyediakan baja ringan terbaik, ber-SNI,dan dilengkapi dengan garansi. Post navigation Atap pelana merupakan salah satu jenis struktur atap, bukan material untuk atap. Karakter utama dari struktur atap berbentuk pelana adalah kesederhanaan dan kemudahan dalam pembuatannya. Strukturnya hanya terdiri dari dua sisi miring yang ditopang oleh dinding berbentuk segitiga. Namun sebenarnya bukan hanya dinding segitiga, material struktur atap lain seperti kayu dan besi juga bisa digunakan. Namun seringnya untuk penghematan biaya digunakanlah dinding untuk menopang. Kedua sisi struktur atap pelana memiliki kemiringan antara 30-45 derajat, sehingga dapat menciptakan ruangan dibawah atap. Atap jenis ini merupakan salah satu jenis atap paling populer dan banyak peminat, selain karena hemat waktu pengerjaan, juga hemat budget pembuatan. Di Indonesia sendiri atap jenis ini sudah menjadi primadona tersendiri sejak dulu, dari kampu ke kampung hingga kota ke kota, kita akan banyak berjumpa. Struktur atap pelana dapat dibuat dengan berbagai jenis material rangka atap yang saat ini tersedia di pasaran. Anda dapat mengaplikasikan dengan kayu, besi ataupun baja ringan. Jika di daerah anda termasuk wilayah yang lembab dan sering menemukan rayap, pilihan anda ada 2 besi hollow dan baja ringan. Namun jika dikerucutkan lagi, berdasarkan waktu dan budget yang lebih efisien, mungkin baja ringan bisa menjadi jawaban. Sebab, dibanding kayu berkualitas terbaik dan besi, harga baja ringan lebih terjangkau, tahan serangan rayap dan sudah terlapisi anti karat. Untuk waktu pengerjaan, baja ringan juga lebih unggul. Kenapa?, karena baja ringan hanya butuh mengguna baut drilling untuk semua sambungan, berbeda dengan baja yang butuh pengelasan untuk sambungan. Berikutnya kita akan kupas kelebihan dan kekurangan atap pelana Kelebihan Atap Pelana 1. Proses Pemasangan Cepat dan Mudah Pemasangan atap pelana memang dapat dilakukan relatif mudah dan cepat. Namun tetap ada hal – hal yang harus diperhatikan ketika proses pemasangan, seperti derajat kemiringan atap apabila terlalau landai akan menambah beban pada rangka atap. Sebab air tidak dapat mengalir dengan cepat mengikuti gaya gravitasi, sehingga akan terjadi kebocoran atap. Untuk itu, derajat kemringan 30-40 derajat dirasa cocok untuk atap model pelana. 2. Hemat Material Struktur Atap pelana, memailiki struktur rangka yang sederhana. Sehingga kebutuhan bahan material untuk pemasangan juga tidak terlalu banyak. Kebutuhan kuda – kuda hanya pada sisi tengah bangunan, sebab dinding segitiga dinding pelana juga sudah mewakili sebagai penyangga beban pada kedua sisi yang paling tepi. 3. Tidak Mudah Bocor Jika derajat kemiringan atap sudah pada rentang 30-40 derajat, aliran air hujan dapat dipastikan mampu mengalir secara deras sesuai dengan aturan gaya gravitasi. Keuntungannya, karena perpindahan air yang cepat dari atas ke bawah, maka genangan air tidak terjadi, dan kesempatan rembesan air tidak akan pula terjadi. Sehingga kebocoran atap bisa dicegah. Selain itu, tidak adanya talang air pada atap, juga menjadi salah satu pemicu mengapa kebocoran atap lebih mudah terhindarkan. 4. Daya Serap panas yang Baik Kemiringan atap pada atap pelana dapat membantu penyerapan panas secara maksimal, sehingga di dalam ruangan akan terasa tetap sejuk. Apalagi jika anda menggunakan struktur rangka dengan tanpa membuat ruangan dibawah atap. Sebab karena kemiringan yang cukup curam, bagian bawah atap pelana juga dapat digunakan sebagai ruangan tambahan. Jika ruangan tersebut tidak digunakan dan di tutup dengan plafon dibagian bawahnya, maka udara akan lebih sejuk. Karena, panas yang masuk dari luar akan terdistrosi ulang dengan adanya plafon. 5. Fleksibel dalam implementasi Model atap pelana sangat fleksibel dalam implementasi. Sebab, jenis atap pelana lebih mudah beradaptasi dengan banyak konsep arsitektur rumah. Atap pelana dapat digunakn pada rumah dengan konsep tradisional, modern, minimalis bahkan kontemporer. Kekurangan Atap Pelana Jika ada kelebihan sudah pasti ada kekurangan. Bukan hanya untuk jenis atap ini, namun semua jenis struktur atap sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya. Ada 3 kekurangan atap pelana menurut kami. Beban Terjangan Angin. Segitiga pelana memiliki peran sangat penting, karena ini yang menjadi tumpuan dari terjangan angin. Jika kekuatan dari tiap sisinya tidak seimbang, maka kesempatan untuk roboh bisa terjadi. Beban Air Hujan. Karena hanya ada 2 sisi, maka aliran air saat hujan tiba, akan sangat deras. Jika sudut derajat kemiringan terlalu landai, beban berat pada struktur akan bertambah. Dan sudah pasti, kesempatan roboh akan meningkat. Mudah Retak. Dinding segitiga penopang struktur atap, akan sering terkena terpaan hujan dan sengatan panas, sehingga keretakan akan lebih mudah terjadi. Untuk itu, usahakan untuk menggunakan cat khusus eksterior, dan menambahkan overstek pada atap, sekira 1-1,5m untuk mengurangi debit terpaan angin, air hujan dan sengatan matahari. 1. Contoh Model Pelana Terbuka Minimalis Atap pelana terbuka, morupakan konsep implementasi atap jenis ini dengan bagian pintu rumah terdapat pada bagian bawah pelana. Sebagai contoh implementasi, anda bisa lihat pada gambar dia atas. 2. Contoh Model Pelana Penambahan Kanopi Pada gambar di atas, merupakan variasi jenis implementasi pelana dengan penambahan overstek dan kanopi dibagian depan rumah. 3. Contoh Model Pelana Penambahan Shedbox Pada gambar di atas dan dibagian bawah, anda akan melihat model pelana yang dikombinasikan dengan atap shetbox pada ruangan tambahan dibawah pinggul pelana. 4. Contoh Model Pelana Penambahan Kanopi Permanen Jika anda ingin mengkombinasikan kanopi permanen pada pintu masuk rumah, model atap di atas dapat anda ambil sebagai inspirasi. Kombinasi keduanya bisa anda terapkan pada atap pelana biasa ataupun pada pelana terbuka, dengan kanopi permanen tepat dibawah pelana. 5. Contoh Model Pelana Menggunakan Beton Concrete Bagaimana jika material atap tidak menggunakan genteng, apakah bia diimplementasikan jenis atap model ini? tentu saja bisa. Gambar di atas bisa menjadi contoh, bahwa beton concrete juga dapat di cor dengan berbentuk pelana. Sehingga anda tidak membutuhkan rangka atap maupun genteng. 6. Contoh Model Pelana Tidak Beraturan Bagaimana jika sudut kemiringan sisi pelana diimplementasikan tidak sama satu sama lain, apakah bisa? tentu saja bisa. Tengok pada gambar di atas, atap pelana yang dibuat lebih landai dan lebih pendek satu sisi, sehingga fasad atap membentuk segitika tidak beraturan. Terlihat lebih modern bukan? 7. Contoh Model Pelana Modern Kontemporer Jika anda ingin memiliki rumah dengan konsep modern kontemporer dengan menggunakan atap pelana, gambar di atas dan di bawah ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi anda. 8. Contoh Model Pelana Penambahan Shedbox dan Overstek Jika anda ingin menggunakan kombinasi dari beberapa jenis atap dengan atap pelana agar terlihat lebih modern, itu juga bisa dilakukan. Seperti pada gambar di atas, yang mengimplementasikan atap pelana terbuka yang dikombinasikan dengan shedbox di sisi samping dan overstek pada pelanannya pada sisi depan pintu masuk. Pekerjaan Konstruksi Atap Pelana Pelana Kayu. Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik, tua, kering atau tidak pecah – pecah. Pelana Baja Ringan. Galvalume Canal C 0,75 – 1,00mm, reng baja ringan tinggi 30-40mm, Dynabolt, baut Drilling. Kebutuhan opsional, dapat ditambahkan lapisan peredam panas. Pelaksanaan Pekerjaan Atap Pelana Pelaksanaan Pelana Kayu Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan. Untuk kuda – kuda, harus menggunakan jenis kayu yang tidak disenangi rayap. Untuk budget rendah, bisa menggunakan kayu kelapa yang tua dan kering maksimal, dengan ciri – ciri cokelat pekat. Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50-60 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap antara 30-60 derajat, sedangkan reng dipasang sesuai dengan ukuran enteng yang diinginkan. Permukaan kayu yang tampak khususnya pada papan listplank, skoor harus diserut merata dan licin, dan setiap sambungan konstruksi atap agar diperhatikan adanya pen/join yang berfungsi pengunci. Pekerjaan kayu harus rata, tidak boleh melentur dan bengkok. Pelaksanaan Pelana Baja Ringan Kuda – kuda baja ringan menggunakan jenis Truss C 0,75-1,00mm dengan jarak renggang antara 80-125cm mengacu pada ketebalan baja ringan yang digunakan. Semakin tipis, harus semakin rapat jarak. Reng menggunakan baja ringan dengan tinggi 30-40mm, dan dipasang sesuai dengan kebutuhan ukuran genteng. Untuk sambungan baja ringan menggunakan baut drilling dan, untuk tumpuan pada dinding menggunakan dynabolt. Setiap sambungan lurus menggunakan 4-6 buah baut drilling, sedangkan untuk sambungan miring menggunakan 3 baut drilling. Dari beberapa pembahasan dan contoh implementasi, dapat disimpulkan bahwa atap model pelana memang benar – benar fleksibel dan mudah diimplementasikan. Bahkan juga mudah untuk dikombinasikan dengan ekstensi – ekstensi lain, seperti overstek, kanopi, dan bahkan jendela dormier pada dinding pelana.

rangka atap pelana baja ringan